Apa yang akan anda rasakan ketika berada diposisi saya? Anda memiliki
seorang pasangan yang sangat anda sayangi dan anda cintai. Suatu ketika
pasangan anda terkena sakit yang begitu dahsyat. Apakah anda tega membuat ia
sendirian melawan rasa sakitnya, tentu tidak bukan. Nah itulah yang saat ini
saya alami, saat ini saya jalani.
Sewaktu sama-sama sehat kita sering banget berantem, alasannya sih hanya sepele. Tetapi begitu saya tahu pasangan saya memiliki penyakit yang begitu dahsyat, saya pun berubah seratus delapan puluh derajat.
Walaupun dulu kita sering berantem, tetapi sedikitpun saya tidak memiliki perasaan untuk membencinya dan meninggalkannya. Perasaan saya kepadanya tetap sama, tak sedikitpun berubah.
Jika anda berfikir setelah tahu pasangan saya memiliki penyakit, lalu kemudian saya akan meninggalkannya! Jika anda berfikir demikian anda salah besar, terlalu naif dan tidak memiliki perasaan. Saya sudah merasa nyaman, sreg, dan cocok. Jadi tak mungkin semuanya saya tinggalkan hanya karena masalah yang sepele seperti ini. Dulu saya membangunnnya dengan cara yang begitu sulit, masak harus berakhir? Sekali lagi saya katakan tentu TIDAK!!
Perasaan sayang ini sudah begitu kuat dan tak bisa lagi dikalahkan oleh perasaan apapun. Dulu semenjak saya bertemu dengan pasangan saya pertama kali, saya katakan bahwa saya sudah merasa yakin dan ingin selamanya hidup bersama, apapun resiko dan kesulitannya. Ketika pertama bertemu saya sudah memantapkan diri untuk benar-benar memilihnya.
Tetapi satu hal yang saya katakan, dan itu adalah ungkapan sebagai bentuk merendahkan diri, tidak sombong dan berusaha menguji kesetiaan pasangan saya. Saya katakan seperti ini “saya ingin hidup bersama kamu nantinya, tetapi maaf jika saya tidak bisa membahagiakan kamu. Kalau kamu siap hidup susah dengan saya ya ayo, tapi kalau gak mau susah ya mendingan silakan pergi....” saya ingat betul ucapan itu yang saya lontarakan padanya.
“neng sabar ya.... Kelak kita akan bersama dan bisa melewati ini semua dengan indah”. Saya ingat bertul film yang berjudul “Cinta Brontosaurus” dalam film itu dikatakan bahwa cinta itu akan ada masa kadaluwarsa. Kalau lagi pacaran terus kadaluwarsa, kan bisa putus. Tapi kalau sudah menikah keputusan terakhirnya adalah cerai, tentu sangat menyakitkan.
Tapi, di film tersebut dibantah. Seiring dengan berjalannya waktu ia (Dhika) akhirnya merngerti dengan apa maksud cinta kadaluwarsa. Cinta itu sederhana, “aku sayang dia..” tanpa harus ada alasan. Meski sering bertengkar kemudian baikkan lagi, nah yang kayak gitu itu hanya bumbu percintaan. Toh pada akhirnya akan happy ending.
Sewaktu sama-sama sehat kita sering banget berantem, alasannya sih hanya sepele. Tetapi begitu saya tahu pasangan saya memiliki penyakit yang begitu dahsyat, saya pun berubah seratus delapan puluh derajat.
Walaupun dulu kita sering berantem, tetapi sedikitpun saya tidak memiliki perasaan untuk membencinya dan meninggalkannya. Perasaan saya kepadanya tetap sama, tak sedikitpun berubah.
Jika anda berfikir setelah tahu pasangan saya memiliki penyakit, lalu kemudian saya akan meninggalkannya! Jika anda berfikir demikian anda salah besar, terlalu naif dan tidak memiliki perasaan. Saya sudah merasa nyaman, sreg, dan cocok. Jadi tak mungkin semuanya saya tinggalkan hanya karena masalah yang sepele seperti ini. Dulu saya membangunnnya dengan cara yang begitu sulit, masak harus berakhir? Sekali lagi saya katakan tentu TIDAK!!
Perasaan sayang ini sudah begitu kuat dan tak bisa lagi dikalahkan oleh perasaan apapun. Dulu semenjak saya bertemu dengan pasangan saya pertama kali, saya katakan bahwa saya sudah merasa yakin dan ingin selamanya hidup bersama, apapun resiko dan kesulitannya. Ketika pertama bertemu saya sudah memantapkan diri untuk benar-benar memilihnya.
Tetapi satu hal yang saya katakan, dan itu adalah ungkapan sebagai bentuk merendahkan diri, tidak sombong dan berusaha menguji kesetiaan pasangan saya. Saya katakan seperti ini “saya ingin hidup bersama kamu nantinya, tetapi maaf jika saya tidak bisa membahagiakan kamu. Kalau kamu siap hidup susah dengan saya ya ayo, tapi kalau gak mau susah ya mendingan silakan pergi....” saya ingat betul ucapan itu yang saya lontarakan padanya.
“neng sabar ya.... Kelak kita akan bersama dan bisa melewati ini semua dengan indah”. Saya ingat bertul film yang berjudul “Cinta Brontosaurus” dalam film itu dikatakan bahwa cinta itu akan ada masa kadaluwarsa. Kalau lagi pacaran terus kadaluwarsa, kan bisa putus. Tapi kalau sudah menikah keputusan terakhirnya adalah cerai, tentu sangat menyakitkan.
Tapi, di film tersebut dibantah. Seiring dengan berjalannya waktu ia (Dhika) akhirnya merngerti dengan apa maksud cinta kadaluwarsa. Cinta itu sederhana, “aku sayang dia..” tanpa harus ada alasan. Meski sering bertengkar kemudian baikkan lagi, nah yang kayak gitu itu hanya bumbu percintaan. Toh pada akhirnya akan happy ending.
0 komentar:
Posting Komentar